Harry Potter Is Moving...
726 Bahasa Daerah Terancam Punah
Senin, 27 Juli 2009
Sebanyak 726 bahasa daerah dari 746 bahasa daerah di Indonesia terancam punah.Itu terjadi akibat keengganan generasi muda penutur memakai bahasa daerah itu.
"Anak muda" sekarang cenderung memakai bahasa asing dan bahasa nasional dari pada bahasa daerah di kehidupan sehari-hari."Kata Kepala Bidang Pembinaan Pusat Bahasa,saat Kongres bahasa-bahasa daerah wilayah barat di Bandar lampung.
Menurutnya,saat ini di Indonesia hanya ada 13 bahasa daerah dengan lebih dari 1 juta penutur.Diantaranya bahasa Jawa,bahasa Batak,bahasa Sunda,dan bahasa Lampung.Namun,tidak sedikit bahasa daerah yang jumlah penuturnya kurang dari 1 juta bahkan hanya tinggal puluhan penutur.Diantaranya bahasa di Halmahera Maluku Utara yang jumlah penuturnya hanya 40 orang.
Salah satu faktor penyebab penurunan jumlah penutur adalah pengaruh budaya global.Pengaruh budaya itu menyebabkan generasi muda lebih suka berbicara menggunakan bahasa Nasional bahasa Indonesia dan sesekali diselingi menggunakan bahasa asing dari pada bahasa daerah.Akibatnya kini semakin banyak bahasa daerah yang memiliki jumlah penutur kurang dari 1 juta.
Kepala kantor Bahasa Lampung,Agus Sri Dhanardana mengatakan untuk menumbuhkan dan melestarikan bahasa daerah,Pusat bahasa bekerja sama dengan balai-balai bahasa di setiap Provinsi di Indonesia untuk meningkatkan kembali kecintaan generasin muda pada pemakaian bahasa daerah.Selain itu pemakaian bahasa daerah dapat di garap melalui komunitas-komunitas sastra,lembaga-lembaga bahasa,ataupun jalur pendidikan.
Namun,lanjut Agus,tindakan yang lebih kongkret untuk mempertahankan bahasa daerah adalah menerapkan langsung bahasa daerah itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari.Mustakim mencontohkan bahasa daerah juga dapat di pakai dalam percakapan di rumah,untuk nama jalan,nama bangunan,nama kompleks,perkantoran,nama kompleks perdagangan,merek dagang ataupun nama lembaga pendidikan.Nama-nama dalam bahasa daerah itu dapat ditulis dibawah nama dalam bahasa Indonesia.(HLN)
"Anak muda" sekarang cenderung memakai bahasa asing dan bahasa nasional dari pada bahasa daerah di kehidupan sehari-hari."Kata Kepala Bidang Pembinaan Pusat Bahasa,saat Kongres bahasa-bahasa daerah wilayah barat di Bandar lampung.
Menurutnya,saat ini di Indonesia hanya ada 13 bahasa daerah dengan lebih dari 1 juta penutur.Diantaranya bahasa Jawa,bahasa Batak,bahasa Sunda,dan bahasa Lampung.Namun,tidak sedikit bahasa daerah yang jumlah penuturnya kurang dari 1 juta bahkan hanya tinggal puluhan penutur.Diantaranya bahasa di Halmahera Maluku Utara yang jumlah penuturnya hanya 40 orang.
Salah satu faktor penyebab penurunan jumlah penutur adalah pengaruh budaya global.Pengaruh budaya itu menyebabkan generasi muda lebih suka berbicara menggunakan bahasa Nasional bahasa Indonesia dan sesekali diselingi menggunakan bahasa asing dari pada bahasa daerah.Akibatnya kini semakin banyak bahasa daerah yang memiliki jumlah penutur kurang dari 1 juta.
Kepala kantor Bahasa Lampung,Agus Sri Dhanardana mengatakan untuk menumbuhkan dan melestarikan bahasa daerah,Pusat bahasa bekerja sama dengan balai-balai bahasa di setiap Provinsi di Indonesia untuk meningkatkan kembali kecintaan generasin muda pada pemakaian bahasa daerah.Selain itu pemakaian bahasa daerah dapat di garap melalui komunitas-komunitas sastra,lembaga-lembaga bahasa,ataupun jalur pendidikan.
Namun,lanjut Agus,tindakan yang lebih kongkret untuk mempertahankan bahasa daerah adalah menerapkan langsung bahasa daerah itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari.Mustakim mencontohkan bahasa daerah juga dapat di pakai dalam percakapan di rumah,untuk nama jalan,nama bangunan,nama kompleks,perkantoran,nama kompleks perdagangan,merek dagang ataupun nama lembaga pendidikan.Nama-nama dalam bahasa daerah itu dapat ditulis dibawah nama dalam bahasa Indonesia.(HLN)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
KALAU MAU KOMENT SANTAI AJA YACH !!!